Petenis belia kelahiran 22 Desember 2010 itu berhak naik ke podium tertinggi, menyusul kemenangan yang dipetiknya di laga puncak atas petenis Serang, Maula Sa'ya.
Bertanding di lapangan tenis Marinir , kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Jakarta, Minggu (16 Februari 2020), dengan disaksikan langsung oleh Rudy Hartono bersama keluarga, Gwen Emily Kurniawan mengandaskan perlawanan Maula Sa'ya dengan skor 8-5.
Meski sempat tertinggal 1-4 di awal pertandingan, namun hal itu tak membuat Gwen Emily Kurniawan gentar. Nothing to lose merupakan modal kuat bagi Gwen yang bermain cukup memukau dan sudah mampu memukul bola dengan kencang.
Gwen nampaknya telah mendengar cerita heroik perjuangan sang kakek (Rudy Hartono -red), yang mampu memenangi pertarungan sengit setelah sebelumnya nyaris kalah dari Sture Jhonshon pada salah satu laga final All England.
Kegigihan Gwen membuahkan hasil, satu persatu poin berhasil dikumpulkan oleh cucu peraih delapan gelar juara All England itu. Pelan namun pasti, Gwen akhirnya mampu menyamakan keadaan dan bahkan berbalik unggul 5-4.
Akan tetapi Maula Sa'ya juga tak tinggal diam. Ia berusaha bangkit dengan mengamankan game kesepuluh untuk membuat keadaan kembali berimbang 5-5.
Mental juara yang diwariskan oleh sang kakek rupanya benar-benar melekat pada petenis belia kelahiran Jakarta itu. Gwen mampu memborong tiga game berturut-turut untuk sekaligus mengakhiri pertandingan dengan skor 8-5.
"Ya cucu saya anjurkan main tenis bukan badminton karena kakinya tidak lincah. Dan saya tekankan pukul keras terus. Lama-lama kontrol akan datang dengan sendirinya", kata Rudy Hartono.
Mengomentari prestasi tenis Indonesia, Pria kelahiran 18 Agustus 1949 itu berpendapat, bahwa kelemahannya terletak pada tinggi badan petenis Indonesia yang masuk kategori pendek.
"Minimal 180 cm pemain dunia. " katanya kemudian.
Baca juga Info Tenis Terkini lainnya
Gwen Emily Kurniawan Cucu Rudy Hartono Sang Maestro Bulutangkis Juara RemajaTenis Jakarta-85 |