Tingkatkan Pemahaman Peraturan dan Kontiniu dalam bertugas
menuju Wasit Tenis Profesional (Bagian 2)
Penulis : Rices Jatra, M.Pd Wasit Tenis Pre Level 2 ITF dan Dosen Penjaskesrek FKIP UIR Pekanbaru
Wasit yang profesional merupakan salah satu faktor pendukung untuk memajukan olahraga permainan tenis lapangan di tanah air. Profesionalnya seorang wasit tenis lapangan dapat dilihat dari beberapa aspek seperti keperibadian, kebugaran jasmani dan penguasaan peraturan permainan. Sukintaka dalam Winarno (2006:68) menjelaskan beberapa hal yang harus dimiliki wasit dalam kaitannya dengan tuntutan perwasitan yaitu ”(1) bakat, (2) kemauan, (3) kesegaran jasmani yang baik, (4) kewibawaan, (5) pemusatan perhatian, (6) bebas dari rasa takut, (7) penguasaan teknik, taktik, strategi dan penguasaan kecakapan mewasiti. Rubeni (2012) juga menjelaskan tugas pokok wasit adalah mengontrol jalannya pertandingan berdasarkan prosedur dan peraturan tenis serta mengkomunikasikan apapun yang terjadi dalam pertandingan seperti bola masuk dan bola keluar kepada pemain dan penonton. ITF menjelaskan bahwa “A chair umpire shall be completely familiar with all aspects of the rules of tennis, the appropriate tournament rules and regulation, code of conduct and duties and procedures for officials. His/ her duties shall be carried out in accordance with ITF Procedures (ITF DutiesandProcedures ITF, 2019). Kutipan diatas menjelaskan bahwa seorang wasit tenis harus tahu sepenuhnya dengan semua aturan permainan tenis, regulasi turnamen, kode etik dan tugas, tugasnya harus dilakukan sesuai dengan prosedur ITF. Kompetensi wasit berdampak pada pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh sosial, psikologis dan faktor lingkungan (Corrigan, Dwyer, Harvey, &Gastin, 2019).
Wasit yang baik harus memiliki konsentrasi dan kecermatan yang bagus karena bisa saja wasit menjadi musuh bagi pemain apabila dalam pertandingan tidak konsentrasi atau tidak cermat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sukadiyanto (2005) bahwa tingkat kemampuan konsentrasi dan kecermatan para wasit inilah yang seringkali menghasilkan keputusan yang kontroversi dengan kondisi sesungguhnya. Sebagai contoh, sebenarnya bola itu ke luar tetapi wasit menyatakan masuk atau sebaliknya bola itu masuk malah menjadi ke luar. Hal itu mengingatkan kepada para pecinta tenis kepada John McEnroe, petenis yang temperamental terhadap keputusan wasit. Bahkan McEnroe rela didenda dengan jumlah yang besar demi keputusan wasit yang salah dan ditentangnya. Kejadian seperti itu dapat juga terjadi pada hakim garis, yang kurang konsentrasi dalam bertugas, maka musuh keempat petenis adalah hakim garis. Untuk menciptakan wasit yang berkualitas dan profesional dapat dilakukan melalui pelatihan dan penataran. Menurut tingkatannya pelatihan tersebut mulai dari tingkat yang paling rendah dan tingkat Daerah, Nasional Dasar dan Nasional sampai kepada tingkat International yang terdiri atas Whitebadge, BronzeBadge, Silverbadge dan Goldbadge.
Untuk meningkatkan sampai ke level nasional dan international perlu mengikuti penataran wasit lisensi daerah terlebih dahulu. Materi yang akan disampaiikan berupa aturan permainan tenis lapangan sebanyak 31 aturan dalam permainan tenis lapangan. Hal serupa pernah dilakukan penulis di Kabupaten Kampar Provinsi Riau tahun 2019.
Kembali ke bagian pertama silahkan klik tautan ini...
Dokumentasi Penulis dalam meningkatkan Pemahaman wasit tenis pada Pelatihan Tenis Lisensi Daerah di Bangkinang Riau |