Bagaimana tidak, Rian, demikian M. Fazrian Arrafie akrab disapa, datang ke salah satu turnamen legendaris di tanah air itu dengan status bukan unggulan. Bermodalkan ranking ke 35 dalam daftar Peringkat Nasional Pelti (PNP) bulan Desember 2019 yang dirilis oleh Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PELTI), petenis muda itu langsung dihadang unggulan 8 Sultan Kafi Delon asal Jember, Jawa Timur, di putaran kedua setelah sebelumnya di putaran pertama Rian berhasil menyingkirkan M Iqbal Arhab dari Jambi. Melawan Sultan Kafi Delon, Rian membukukan kemenangan straight set 6-3, 6-3.
Lolos dari hadangan Sultan Kafi Delon, Remaja tampan kelahiran 7 November 2003 itu telah dinanti seeded kesebelas, Giovan Leon Rodick Lumenta . Namun kembali Rian mampu melewati sang unggulan tersebut. Dia menekuk petenis asal Tangerang Selatan, Banten, itu juga dengan dua set langsung, 6-3, 7-5, dan maju ke perempat final.
Di babak delapan besar, ujian besar menanti Rian, atlet yang bernaung dibawah binaan One Tennis Academy Bandung itu harus berduel menghadapi lawan yang lebih tangguh, yaitu seeded kedua, Faried Widya Rohmadhiansyah dari DKI Jakarta. Dan sekali lagi, Rian mampu meredam lawan tangguh itu dengan dua set langsung, 6-4, 7-5.
Perjalanan Rian di turnamen yang telah berusia 58 tahun ini boleh dikatakan sangat terjal, seteleh berhasil menyisihkan satu per satu petenis unggulan yang menghadangnya, Rian lagi-lagi harus berduel melawan petenis unggulan lainnya di semifinal. Rian mesti berebut tiket final kontra petenis yunior asal Kota Surabaya, Jawa Timur, Putra Suyadi, yang pada turnamen ini ditempatkan sebagai seeded keempat.
Rupanya Putra Suyadi bukanlah lawan yang ringan bagi Rian. siswa kelas XI IPA, SMA 2 Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara harus berjuang keras untuk menaklukkan Putra. Kendati mampu menghempaskan petenis asal Kota Pahlawan itu dengan skor 6-3 di set yang pertama, namun di set kedua Rian dipaksa menyerah 3-6. Duel antara mereka akhirnya harus dituntaskan melalui set penentuan yang menggunakan format super tie break.
Di set ketiga nampaknya Rian mampu menemukan bentuk permainan terbaiknya. Dia berhasil mengunci set tersebut dengan angka 10-5 dan sekaligus menghantarkannya ke babak puncak.
Aksi gemilang yang ditampilkan Rian di turnamen ini berkaitan erat dengan polesan para pelatihnya di one tennis academy, selain itu, keikutsertaannya diajang Junior Tennis Camp yang digagas oleh Infinite Management pada tanggal 17 hingga 22 Oktober 2019 lalu di Club Med Bali cukup berpengaruh pada performanya.
Pada camp yang dipandu langsung oleh pelatih tenis kaliber internasional asal Selandia Baru, Paul Dale, yang telah berpengalaman melatih di 25 negara, termasuk menjadi pelatih nasional Thailand, Singapura dan China, juga oleh salah satu pelatih top Indonesia, Martin Setiawan, Rian mendapatkan banyak pelajaran dan ilmu yang sangat berguna bagi kemajuan prestasinya. Hal itu seperti diungkapkan langsung oleh M. Yusuf, ayah Rian.
"Banyak sekali advise-advise dari coach Paul dale dan pelatih yang sangat bermanfaat bagi perkembangan tenis Rian. Termasuk arahan dari coach di one tennis academy." tutur M. Yusuf ketika dihubungi ayotenis.com (20/12).
Hal tak jauh berbeda juga dikatakan oleh Rian yang mengaku mendapat banyak pelajaran berharga dari keikutsertaannya di Infinite Junior Tennis Camp dua bulan lalu itu.
"Banyak yang saya dapatkan dari mengikuti camp di Bali, bulan Oktober 2019 lalu, yaitu dari segi strategi dan teknik." ujarnya.
Pihak Infinite Management turut gembira dan bangga atas hasil memuaskan yang dituai Rian pada kejurnas tenis yunior Fiks tahun 2019 ini,
"Kami sangat gembira atas prestasi pencapaian Rian di kejuaan Fiks Bandung yang tentunya adalah akumulasi hasil dari latihan dan kerja kerasnya selama ini. Pelatihan mental adalah hal yang begitu penting saat bertanding, namun topik ini kurang banyak mendapat perhatian, sehingga waktu berlatih karena lebih banyak mengandalkan teknik pukulan." kata Wilson Hidayat mewakili Infinite Management.
"Semoga pencapaian ini memacu Rian untuk mematangkan kedewasaan dalam menghadapi lawan secara smart dan percaya diri." imbuhnya
"Inilah yang menjadi fokus kami di Infinite Management untuk mengadakan clinic tennis, memfokuskan pada pelatihan mental dalam bertanding." pungkas Wilson.
M. Fazrian Arrafie |