Ini merupakan pertemuan pertama antara petenis putri yunior andalan Salatiga, Rani Rahmasari kontra Diandra Kirana Wulan Sari dari Blora, sehingga kedua petenis saling menunggu untuk menyerang.
Pada laga pamungkas berlabel "final ideal" yang mempertemukan Rani Rahmasari sebagai unggulan teratas melawan Dindra Kirana yang menempati seeded kedua, berlangsung cukup ketat.
Hingga gim kedelapan, Rani Rahmasari unggul dengan skor 5-3, akan tetapi dengan ketekunan serta ditunjang fisik yang prima, Diandra secara perlahan mampu mengejar ketertinggalan dan bahkan menyamakan kedudukan menjadi 5-5.
Disisi lain, fisik dan stamina Rani Rahmasari nampak mulai kedodoran setelah terkuras di partai semifinal yang digelar beberapa jam sebelumnya. Kondisi tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Diandra untuk semakin mendominasi jalannya pertarungan. Meski sempat memberi perlawanan, namun akhirnya Rani Rahmasari harus merelakan set pertama ditutup oleh Diandra dengan skor 7-5.
Di set kedua, Diandra yang tengah on fire tampil semakin ganas dan tak memberi kesempatan sedikitpun pada Rani Rahmasari untuk mengembangkan permainnya. Alhasil Diandra berhasil mengunci set kedua dengan angka 6-2 dan sekaligus memastikan gelar juara menjadi miliknya.
Saat dimintai komentar atas keberhasilannya menumbangkan unggulan pertama dan menyabet gelar juara, Diandra mengatakan bahwa dirinya cukup konsentrasi dan berusaha untuk tidak berbuat salah.
"Saya hanya fokus dan bermain save dan sesekali menyerang serta berusaha tidak membuat kesalahan sendiri." tutur Dara manis kelahiran 4 Juni 2006 itu.
Sementara secara terpisah Rani Rahmasari mengaku kelelahan usai berlaga di partai semifinal, namun secara sportif dirinya memuji penampilan Diandra yang dinilainya cukup bagus di pertandingan final tadi.
"Saya capek juga di semifinal terkuras tenaga saya. Tetapi selain itu memang Diandra bermain bagus hari ini." ujar Rani Rahmasari.
Hasil mengejutkan terjadi di nomor tunggal putra kelompok umur 10 tahun putra, dimana Al- Raffi Pratama asal Samarinda berhasil menundukkan Faisal Adi P dari Magelang dengan skor 8-3.
Sementara di nomor tunggal putri kelompok umur 10 tahun putri tercipta all Purworejo Finals yang mempertemukan Gabrielle Seanna versus Chelsea Alexandra. Laga tersebut dimenangkan oleh Chelsea dengan angka 8-2.
Gelar juara nomor tunggal putra kelompok umur 12 tahun direngkuh oleh petenis yunior andalan Kabupaten Pati, Diego Armando setelah di laga akhir mengalahkan
Rangga Wisnu asal Semarang, 8-4.
Sedangkan petenis tuan rumah, Unza Syifa berhasil menjuarai nomor tunggal putri kelompok umur 12 tahun usai menghempaskan petenis Blora, Adyba Ardelia, 8-4.
Di sektor tunggal putra kelompok umur 14 tahun, Andika Rizki asal Pati sukses menjadi kampiun menyusul kemenangan yang dipetiknya pada laga final atas petenis Kudus, Jefry Ulinnuha. Andika Rizki menang straight set 6-2 dan 6-2.
Petenis asal Kudus lainnya, M Akbar Aidil Fitri menaklukkan Leonard Sungkono dari Purworejo untuk merengkuh gelar juara nomor tunggal putra kelompok umur 16 tahun putra. M Akbar Aidil Fitri mendepak Leonard Sungkono melalui pertarungan ketat selama tiga set yang berkesudahan dengan skor 63, 46 dan 10-8.
Gelar juara nomor tunggal putri kelompok umur 16 tahun berhasil dibawa pulang oleh petenis asal Pati, Diah ayu yang membukukan kemenangan di partai puncak atas petenis tuan rumah, Talitha Ayudya. Diah Ayu harus berjuang keras selama tiga set sebelum memastikan tampil sebagai pemenang. Petenis peringkat 1 PNP kelompok umur 16 tahun putri itu menang dengan skor 62, 36 dan 10-7.
M Reza Falevi asal Kudus sukses menjadi jawara di nomor tunggal putra kelompok umur 18 tahun usai melumat petenis Wonogiri, Putra Rakha. M Reza Falevi secara perkasa melibas Putra Rakha dengan kemenangan telak dua set langsung, 6-0 dan 6-0.
Sementara petenis Kudus lainnya, Nadya Daneswara, sukses memenangi gelar juara nomor tunggal putri kelompok umur 18 tahun. Posisi runner up di kelompok umur tersebut ditempati oleh petenis Purwodadi, Aulia Risma.
Selaku promotor RemajaTenis, August Ferry Raturandang melihat betapa semangat atlet usia muda cukup tinggi sehingga menambah semangatnya agar tiada henti-hentinya menggelar RemajaTenis di daerah-daerah.
"Saya melihat semangat bertanding petenis usia muda ini. Mereka sadar betapa pentingnya turnamen. Dukungan klub Sukun Kudus, Blora dan Bantul, serta para orang tua mereka sangat menunjang prestasi atlet-atlet muda ini yang datang dari berbagai daerah. Untuk itu RemajaTenis selalu siap hadir mendampingi atlet-atlet kita" ujar August Ferry Raturandang.
Secara terpisah, pelatih asal Semarang, Terry Sugijatti, mengungkapkan kemungkinan piala Tugu Muda mengundurkan diri. Belum lagi info yang didapat KR Open juga mengundurkan diri menjelang HAORNAS.
"Kami selalu mendukung adanya TDP Junior di Jawa Tengah dan DIY" ujar Terry Sugijatti.
"RemajaTenis akan kembali pada bulan November di Bantul dan Blora." pungkas August Ferry Raturandang atau yang dikenal dengan panggilan Opa AFR itu diakhir keterangan persnya.
#ayotenis #waktunyatenis
Juara Tunggal Putri KU 14 Tahun Kejurnas RemajaTenis Bantul X |